Powered By Blogger

Selasa, 04 Januari 2011

Sa'id Hawwa, Da'i yang Kental Spiritual*

DIA adalah Syaikh Sa'id bin Muhammad Daib Hawwa. Dilahirkan di
kota Hamat, Suriyah, pada tahun 1935 M. Ibunya meninggal dunia ketika
usianya baru dua tahun, lalu diasuh oleh neneknya. Di bawah bimbingan
bapaknya yang termasuk salah seorang Mujahidin pemberani melawan
penjajahan Prancis, Sa'id Hawwa muda berinteraksi dengan pemikiranpemikiran
kaum sosialis, nasionalis, Ba'tsi dan Ikhwanul Muslimin. Tetapi
akhirnya Allah memilihkan kebaikan untuknya dengan bergabung kedalam
Jama'ah Ikhwanul Muslimin pada tahun 1952 M, ketika masih duduk di kelas
satu SMA."
la belajar kepada sejumlah Syaikh di Suriyah, khususnya Syaikh dan
tokoh ulama Hamat yaitu Syaikh Muhammad al-Hamid, Syaikh Muhammad
al-Hasyimi, Syaikh Abdul Wahhab Dabus Wazit, Syaikh Abdul Karim ar-
Rifa'i, Syaikh Ahmad al-Murad, dan Syaikh Muhammad Ali al-Murad.
Disamping itu, ia juga belajar kepada para ustadz , diantaranya Mushthafa
as-Siba'i, Musththafa az-Zarqa, Fauzi Faidhullah dan lainnya.
Menyelesaikan studinya di universitas pada tahun 1961 M, lalu mengikuti
khidmah 'askariyah (pendidikan militer) pada tahun 1963 M hingga menjadi
seorang perwira cadangan. Menikah pada tahun 1964 M dan dikarunai empat
orang anak.
* Ditulis oleh al-MustasyarAbdullah al-Aqiel (Mantan wakil sekjen Rabithah 'Alam Islami)
Me n s u c i k a n Jiwa IX
la memberikan ceramah, khutbah dan mengajar di Suriyah, Saudia,
Kuwait, Emirat, Iraq, Yordania, Mesir, Qathar, Pakistan, Amerika dan
Jerman. Juga terlibat dalam peristiwa-peristiwa 'Dustur' di Suriyah tahun
1973 M. hingga dipenjara selama lima tahun, sejak 5/3/1973 - 29/1/1981.
Selama di penjara, ia menulis kitab al-Asasfi at-Tafsir (11 jilid) dan beberapa
buku da'wah lainnya.
Pernah diamanahi jabatan pimpinan dalam organisasi Ikhwanul Muslimin
di tingkat regional dan intemasional. Aktif terlibat dalam berbagai aktivitas
da'wah, politik dan jihad. Pada tahun 1987 M terserang sejenis penyakit
parkinson disamping penyakit-penyakitnya yang lain: gula, darah tinggi,
penyempitan pembuluh nadi, ginjal dan penyakit mata hingga terpaksa hams
melakukan 'uzlah. Pada hari Kamis tanggal 9/3/1989 M ia meninggal dunia
di rumah sakit Islam di Amman.
Ustadz Zuhair asy-Syawisy di dalam harian al-Liwa' yang terbit di
Yordania, edisi 15/3/1989 M, berkata tentang Sa'id Hawwa:
"... Allah telah mentaqdirkan dan tidak ada yang dapat menolak ketentuan-
Nya. Berakhirlah kehidupan Sa'id bin Muhammad Daib Hawwa di rumah
sakit Islam Amman siang hari Kamis, awal Sya'ban yang agung 1409 H
bertepatan 9/3/1989 M. Dishalatkan setelah shalat Jum' at oleh ribuan Jama' ah
di masjid al-Faiha' di asy-Syaibani. Dikuburkan di kuburan Sahab selatan
Amman. Penguburan jenazahnya dihadiri oleh banyak orang. Ikut memberikan
kata sambutan dalam penguburan jenazah, diantaranya ustadz Yusuf al-'Adzam,
Syaikh Ali al-Faqir, penyair Abul Hasan, Syaikh Abdul Jalil Razuq, ustadz
Faruq al-Masyuh, dan sastrawan ustdaz Abdullah Thanthawi. Sungguh simpati
penduduk Yordania yang dermawan kepada saudara "asing" yang meninggal
di negeri mereka seperti kedermawanan mereka kepada orang-orang hidup
yang tinggai di negeri mereka ... Kedermawanan dengan tangan dan kebaikan
dalam ucapan.
Sesungguhnya Sa'id Hawwa termasuk da'i paling sukses yang pernah
saya kenal atau pernah saya baca tentang mereka, karena ia mampu menyampaikan
pandangan dan pengetahuan yang dimilikinya kepada banyak orang. Ia
meninggal dunia dalam usia yang relatif muda, belum melewati usia 53 tahun.
Tetapi ia telah meninggalkan karya tulis yang cukup banyak, sehingga oleh
banyak orang dimasukkan ke dalam kategori para penulis kontemporer yang
produktif. Adanya perbedaan penilaian tentang buku-bukunya tidak akan
mengubah hakikat ini sama sekali. Saya pernah mengkaji pandanganpandangannya
yang tertuang dalam berbagai bukunya. Sekalipun pandangan
saya demikian 'membantai' dan bahasa saya sangat melukai, tetapi ia selalu
menerimanya dengan lapang dada.
Saya pernah mengunjunginya di al-Ahsa' ketika ia menjadi pengajar di
al-Ma'had al-'Ilmi. Saya tidak menemukan perabot di rumahnya kecuali
X T a z k i a t u n N a f s
sesuatu yang dapat memenuhi keperluan seorang yang hidup sederhana. Juga
tidak saya temukan pakaian yang layak dipakai oleh ulama' dan pengajar di
negeri yang panas itu. Baju jubah yang dipakainya dari buatan Hamat yang
kasar. Saya terus mendesaknya hingga ia mau memakai beberapa pakaian
putih dan 'aba 'ah (baju luaran) yang layak bagi orang seperti dirinya, tetapi ia
mensyaratkan agar tidak terlalu longgar. Sedangkan makanannya, tidak lebih
baik dari pakaian dan perabot rumahnya. Termasuk dalam kategori ini adalah
sikapnya yang 'mudah' kepada orang-orang yang menerbitkan buku-bukunya
baik yang telah mendapatkan izinnya atau tidak. Buku-bukunya telah dicetak
berulang-ulang —dengan cara halal dan haram— tetapi saya tidak pernah
mendengar bahwa ia mempersoalkan hal tersebut. Ini termasuk bagian dari
zuhudnya. Sesungguhnya akhlaq dan toleransi Sa'id Hawwa ini merupakan
kebanggaan dan teladan bagi orang lain. Inilah kesaksian yang dapat saya
sampaikan."
Saya telah mengenalnya melalui buku-bukunya, berbagai kegiatan
da'wahnya di Suriyah, dan para mahasiswanya di Madinah Munawwarah.
Saya juga bertemu dengannya setelah itu di Yordan, Kuwait, Eropa, dan Pakistan.
Saya mendapatkan pada dirinya akhlaq yang utama, adab yang tinggi,
tawadhu', zuhud, kesederhanaan dalam penampilan, kesiapan untuk ta'at,
banyak tilawah dan dzikir, pecandu membaca dan menulis tentang berbagai
tema da'wah, pergerakan, fiqh, dan ruhiyah. Ia menyibukkan diri secara total
dengan masalah-masalah Islam dan kaum Muslim, dan perlawanan
menghadapi para thaghut yang menghancurkan negeri, merendahkan martabat
para hamba Allah dan melakukan kerusakan di muka bumi.
Sa'id Hawwa adalah seorang yang berpotensi besar, dinamis dan
pendobrak. Ia tidak pernah kenal menyerah dan bosan. Punya pengalaman
dan kepiawaian dalam penulisan. Bisa menyelesaikan satu buku dalam beberapa
hari. Punya kecenderungan ruhiyah yang kental, bahkan terkadang sangat
mendominasi. Rasa malu, kelembutan dan kebaikan hatinya terkadang
membuatnya lebih mengutamakan sikap diam dalam sebagian persoalan yang
menuntut musharahah (keterus-terangan).
Kami merasa gembira dapat mengunjunginya berkali-kali di Kuwait. Ia
menghadiri nadwah (seminar) pekanan yang kami selenggarakan setiap Jum'at
sore. Ia ikut berbicara dalam seminar itu dengan pembicaraan yang sangat
memikat hati. Tema utama pembicaraannya berkisar tentang manhaj Imam
Hasan al-Banna dalam memanfaatkan potensi kebaikan yang ada pada diri
setiap manusia. Para da'i hams bisa meningkatkan potensi kebaikan pada
jiwa manusia. Mereka hams berbicara kepada hati yang merupakan kunci
hidayah. Jiwa semua manusia mengandung potensi kebaikan dan potensi
kejahatan, tetapi dengan tingkatan yang berlainan. Apabila Allah telah
memberi taufiq kepada kita untuk meningkatkan potensi kebaikan pada jiwa
manusia maka hal ini berarti kita telah mengurangi potensi kebunikan yang
Mensucikanjiwa XI
ada padanya, karena tazkiyatu-nafs merupakan kunci untuk meluruskan suluk
(perilaku).
"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. " (asy-Syams: 7-10)
la juga punya berbagai pengajian, ceramah, dan perkuliahan di Jam'iyah
al-Ishlah al-Ijtima'i di Kuwait. Ceramah dan pengajian-pengajiannya mendapatkan
sambutan yang hangat dari para pemuda Kebangkitan Islam. Sebagaimana
buku-buku da'wah dan pergerakan yang ditulisnya mendapatkan sambutan
luas di kalangan pemuda Muslim di berbagai negeri Arab dan Islam, khususnya
di Yaman, negara-negara Teluk, dan Syam. Sebagiannya telah diterjemahkan
ke dalam berbagai bahasa lain. Diantara karya tulisnya yang telah diterbitkan
ialah:
1) Allah Jalla Jalaluhu.
2) Ar-Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
3) Al-Islam.
4) Al-Asas fi at-Tafsir.
5) Al-Asas fi as-Sunnah wa Fighuha: as-Sirah - al-'Aqa'id - al-Ibadat.
6) Tarbiyatuna ar-Ruhiyah.
7) Al-Mustakhlas fi Tazkiyat al-Anfus (buku yang ada di tangan Anda
sekarang ini)
8) Mudzakkirat fi Manazil ash-Shiddiqin wa ar-Rabbaniyin (insya Allah
terjemahannya akan segera diterbitkan oleh Robbani Press).
9) Jundullah Tsaqafatan wa Akhlaqan.
10) Min Ajli Khuthwah ila al-Amam 'Ala Thariq al-Jihad al-Mubarak.
11) Durus fi al-Amal al-Islami al-Mu'ashir
12) Jaulat fi al-Fiqhain al-Kabir wa ash-Shaghir wa Ushuluha
13) Fi Afaq at-T a'alim.
14) Fushul fi al-Imrah wa al-Amir.
15) Risalah Munthalaqat Islamiyah li-Hadharah 'Alamiyah Jadidah.
16) Falnatadzakkar fi 'Ashrina Tsalatsan: Furudh al-Ain, Furudh al-
Kifayah, liman Tandfa'u Shadaqataka.
17) 'Aqd al-Qarn al-Khamis 'Asyar al-Hijri.
18) Ihya' ar-Rabbaniyah.
19) Ijazah Takhashshush ad-Du'at.
20) Ghidza' al-'Ubudiyah.
21) Akhlaqiyat wa Sulukiyat Tata'akkadu fi al-Qarn al-Khamis 'Asyar al-
Hijri.
22) Qawanin al-Bait al-Muslim.
23) As-Sirah bilughatil Hubb.
XII T a zk i a t u n N afs
guna bertemu dengan Khumaini dan menteri luar negeri saat itu, Ibrahim
Yazdi dan Kamal Kharazi. la menjelaskan apa yang sebenamya terjadi di
Suriyah. la menghimbau mereka agar memenuhi hak ukhuwwah Islamiyah
bagi saudara mereka sesama kaum Muslimin di Suriyah.
Di dalam bukunya, Hadzihi Tajribati, Syaikh Sa'id Hawwa berkata:
"Diantara buah kudeta militer Amerika di Suriyah di bawah pimipinan Husni
az-Za'im —Badan inteljen Amerika mengungkapkan dalam berbagai
kesempatan bahwa mereka berada di belakangnya— adalah penyerahan koloni
(Misymar Hairden) kepada Yahudi, penandatanganan kesepakatan perpanjangan
jalur pipa Tibline sebagaimana yang diingionkan oleh perusahaan
Amerika, dan pembredelan majalah al-Ahkam al-'Adliyah yang menjadi
undang-undang sipil Islam bagi Suriyah."
Sejak tahun 1984 M saya sering bertemu dengan Syaikh Sa'id Hawwa,
karena saya sering datang dan tinggal di Yordania. Melalui berbagai pertemuan
tersebut, saya semakin mengenalnya. Bahkan saya bersama dengannya
mengadakan evaluasi tentang berbagai peristiwa dan persoalan, menulis
sebagian kajian, program dan kurikulum yang diperlukan oleh Gerakan Islam
kontemporer. Kami sependapat dalam banyak masalah dan berbeda
pendapat dalam beberapa hal, tetapi perbedaan pendapat ini tidak mempengaruhi
sikap masing-masing kami kepada saudaranya yang lain.
Ketika ia menerbitkan bukunya, Fi Afaq at-Ta 'alim, saya menyanjungnya
dan berterirha kasih kepadanya atas jerih payah tersebut, karena para pemuda
da'wah Islam sangat berkepentingan untuk memahami 'Ushul 'Isyrin yang
tersebut dalam Risalah at-Ta 'alim karya Imam Syahid Hasan al-Banna. Risalah
ini telah diuraikan oleh banyak ikhwah di Mesir ataupun di luar Mesir dan
tetap memerlukan tambahan penjelasan. Bahkan akh Musththafa ath-Thahhan
telah memasukkannya dalam serial terbitan al-Ittihad al-Islami al- 'Aland lil-
Munadzdzmat ath-Thullabiyah (IIFSO) dan telah diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa serta mendapat sambutan yang hangat dan luas. Segala puji
bagi Allah.
Setelah menyaksikan keteguhan dan ketegaran Ikhwanul Muslimin di
Mesir selama bertahu-tahun dijebloskan ke dalam penjara dan tahanan dengan
berbagai aneka macam penyiksaan, tanpa melepaskan sama sekali prinsipprinsip
mereka, Syaikh Sa'id Hawwa berpendapat bahwa mereka patut
dijadikan sebagai teladan bagi para da'i di zaman ini dan bagi Ikhwan di
seluruh dunia.
Dalam hal ini, ia sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Dr.
Mushthafa as-Siba'i di dalam bukunya, Akhlaquna al-Ijtima'iyah:
"Sesungguhnya di dalam penjara-penjara Mesir terdapat para ulama'
yang (bekerjapaksa) menebang kayu, mengenakan pakaian para penjahat,
dan diperlakukan dengan perlakuan hina dan merendahkan, karena
mereka memahami ilmu sebagai jihad, nasihat, tanggungjawab dan
XIV T a z k i a t u n Nafs
mu'amalah bersama Allah. Apabila melihat kemungkaran, mereka
mengingkarinya. Apabila bertemu dengan orang bodoh, mereka menasihatinya.
Apabila diuji dengan orang zhalim, mereka menghadapinya untuk
mengajaknya kepada jalan yang terpimpin. Apabila berhadapan dengan
para pemeras rakyat diantara orang-orang kaya dan para pemimpin
partai, mereka menghadainya dengan kebenaran yang diajdikan Allah
sebagai amanat di pundak orang-orang yang telah diberi ilmu. Itulah '
kejahatan' mereka yang menyebabkan mereka mendekam di penjara,
yang menyebabkan kaki mereka diborgol rantai, dan menyebabkan
mereka digiring ke tempat-tempat penggalian batu seperti para pembunuh,
pencuri dan penjahat. Duhai kiranya para ulama' itu terhindar
dari lidah-lidah saudara mereka dari kalangan ulama' dunia yang diperalat
para thaghut untuk mengelabui orang atas nama agama, bahkan mereka
menjadi pembius mayarakat dan melecehkan para ulama' yang
melakukan perbaikan. Para ulama' yang melakukan perbaikan yang
jumlahnya sangat sedikit dan dimusuhi itu justru.merupakan tumpuan
harapan bagi kebangkitan ummat dan pembebasannya."
Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada saudara kita; Sa'id
Hawwa, yang telah bersabar menderita berbagai macam penyakit, bersabar
menghadapi berbagai ujian di dalam penjara dan bersabar mendengarkan
lidah-lidah yang tidak segan-segan menyakitinya. Semoga Allah menjadikan
semua itu dalam timbangan kebaikan-kebaikannya. Semoga Allah mengampuni
kita dan dia. Semoga Allah berkenan mengumpulkan kita dan dia
bersama para Nabi, shiddiqin, dan syuhada', sesungguhnya mereka adalah
sebaik-baiknya teman. *
* Tulisan ini diterjemahkan dari majalah al-Mujtama', Kuwait, edisi 1289: 27 Syawwal 1418
H - 24/2/1998 M
M e n s u c i k a n J i w a XV
Muqaddimah
PARA Rasul 'alaihimush shalatu wassalam diutus untuk mengingatkan
kita kepada ayat-ayat Allah, mengajarkan hidayah-Nya dan mensucikan jiwa
dengan ajaran-Nya. Ta'lim, tadzkir dan tazkiyah termasuk missi terpenting
para Rasul. Perhatikanlah kebenaran hal ini dalam do'a Nabi Ibrahim untuk
anakcucunya:
"Wahai Tuhan kami, utmlah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan hikmah serta mensucikan
mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa iagi Maha
Bijaksana." (al-Baqarah: 129)
Perhatikanlah jawaban terhadap do'a dan karunia atas ummat ini di dalam
firman Allah:
"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui." (al-Baqarah: 151)
Me n s u c i k a n J i w a
Musa as telah berkata kepada Fir'aun:
0
"Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri. Dan kamu akan
kupimvin ke ialan Tuhanmu agarsupaya kamu takut kepada-Nya." (an-
Nazi'at: 18-19)
Allah berfirman:
.. ".yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya.
(al-Lail: 17-18)
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (asy-Syams: 9-10)
Mas bahwa tazkiyatun-nafs termasuk missi para Rasul, sasaran orangorang
yang bertaqwa, dan menentukan keselamatan atau kecelakaan di sisi
Allah. Tazkiyah secara etimologis punya dua makna: Penyucian dan
pertumbuhan. Demikian pula maknanya secara istilah. Zakatun-nafsi artinya
penyucian (tathahhur) jiwa dari segala penyakit dan cacat, merealisasikan
{tahaqquq) berbagai maqam padanya, dan menjadikan asma' dan shifat sebagai
akhlaqnya (takhalluq). Pada akhirnya tazkiyah adalah tathahhur, tahaqquqdan
takhalluq. Kesemuanya ini memiliki berbagai sarana yang syaf'i, hakekat
dan hasil-hasil yang syar'i pula. Dampak dan pengaruhnya akan nampak pada
perilaku dalam berinteraksi dengan Allah dan makhluq, dan dalam
mengendalikan anggota badan sesuai perintah Allah.

0 komentar:

Posting Komentar